Neo - Vernakular (arsitektur)
1. Latar Belakang
Pada dunia arsitektur kita mengetahui terdapat beberapa
periode di dalam perkembangannya. Dimulai dari zaman klasik berkembang aliran
arsitektur seperti Gotic, Renaissance kemudian dilanjutkan dengan
periode modern, Pada periode ini muncul gaya-gaya arsitektur modern maupun
postmodern. Arsitektur modern dan arsitektur postmodern lahir pada periode yang
hampir bersamaan. Walaupun berada pada satu periode yang hampir bersamaan,
tetapi antara arsitektur modern dan arsitektur postmodern memiliki beberapa
perbadaan walaupun tidak banyak.
Arsitektur Neo Vernakular adalah salah satu paham atau
aliran yang berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul
pada pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern
timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton
(bangunan berbentuk kotak-kotak). Oleh sebab itu, lahirlah aliran-aliran baru
yaitu Post Modern.
Ada 6 (enam) aliran yang muncul pada era Post Modern menurut
Charles A. Jenck diantaranya, historiscism, straight revivalism, neo vernakular, contextualism,
methapor dan post modern space. Dimana menurut (Budi
A Sukada, 1988) dari semua aliran yang berkembang pada Era Post
Modern ini memiliki 10 (sepuluh) ciri-ciri arsitektur sebagai berikut.
a. Mengandung unsur komunikatif yang bersikap lokal atau
populer.
b.
Membangkitkan kembali
kenangan historik.
c.
Berkonteks urban.
d.
Menerapkan kembali
teknik ornamentasi.
e.
Bersifat representasional
(mewakili seluruhnya).
f.
Berwujud metaforik
(dapat berarti bentuk lain).
g.
Dihasilkan dari
partisipasi.
h.
Mencerminkan aspirasi
umum.
i.
Bersifat plural.
j.
Bersifat ekletik.
Untuk dapat dikategorikan sebagai arsitektur post
modern tidak harus memenuhi kesepuluh dari ciri-ciri diatas. Sebuah karya
arsitektur yang memiliki enam atau tujuh dari ciri-ciri diatas sudah dapat
dikategorikan ke dalam arsitektur post modern.
Charles Jenks seorang tokoh pencetus lahirnya post
modern menyebutkan tiga alasan yang mendasari timbulnya era post modern, yaitu.
a. Kehidupan sudah berkembang dari dunia serba terbatas
ke dunia tanpa batas, ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya
daya tiru manusia.
b.
Canggihnya teknologi
menghasilkan produk-produk yang bersifat pribadi.
c.
Adanya kecenderungan
untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional atau daerah, sebuah kecenderungan
manusia untuk menoleh ke belakang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsitektur
post modern dan aliran-alirannya merupakan arsitektur yang menggabungkan antara
tradisional dengan non tradisinal, modern dengan setengah nonmodern, perpaduan
yang lama dengan yang baru. Dalam timeline
arsitektur modern, vernakular berada pada posisi arsitektur modern awal dan
berkembang menjadi Neo Vernakular pada masa modern akhir setelah terjadi
eklektisme dan kritikan-kritikan terhadap arsitektur modern.
Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo
Vernakular adalah sebagai berikut.
a. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan
termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak
denah, detail, struktur dan ornamen)
b.
Tidak hanya
elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen nonfisik
yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos
dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
c.
Produk pada bangunan
ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya
baru (mengutamakan penampilan visualnya).
Latar belakang penerapan tema
arsitektur neo vernakular pada pendopo bupati
berkeinginan melestarikan unsur-unsur atau ciri arsitektur lokal
dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin berkembang.
2. Pengertian Neo Vernakular
Kata NEO atau NEW
berarti baru atau hal yang baru, sedangkan kata vernacular berasal dari
kata vernaculus (bahasa latin) yang berarti asli. Maka arsitektur vernakular dapat diartikan sebagai arsitektur asli
yang dibangun oleh masyarakat setempat.
Arsitektur Vernakular konteks dengan lingkungan sumberdaya
setempat yang dibangun oleh masyarakat dengan menggunakan teknologi sederhana
untuk memenuhi kebutuhan karakteristik yang mengakomodasi nilai ekonomi dan
tatanan budaya masyarakat dari masyarakat tersebut. Dalam pengertian umum,
arsitektur Vernacular merupakan istilah yang banyak digunakan untuk menunjuk
arsitektur indigenous kesukaan, tribal, arsitektur kaum petani atau arsitektur
tradisional.
Pengertian Arsitektur Vernakular sering disamakan dengan
Arsitektur Tradisional. Joseph Prijotomo berpendapat bahwa secara konotatif
tradisi dapat diartikan sebagai pewarisan atau penerusan norma-norma adat
istiadat atau pewarisan budaya yang turun-temurun dari generasi ke generasi.
3. Arsitektur Neo-Vernakular
Arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan
elemen-elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non
fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan
lain-lain. Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri
dalam pengulangan dari jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya
terhadap iklim lokal, material dan adat istiadat. (Leon Krier, 1971).
Arsitektur
Neo-Vernakular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang
lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai
rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi
industri. Arsitektur Neo-Vernakular merupakan arsitektur yang konsepnya pada
prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta
budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan,
alam, dan lingkungan.
“pada intinya arsitektur Neo-Vernakular merupakan perpaduan antara bangunan modern dengan
bangunan bata pada abad 19”
4. Ciri – Ciri Arsitektur Neo-Vernakular
Dari
pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “language
of Post-Modern Architecture (1990)” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular
sebagai berikut.
a.
Selalu menggunakan atap bumbungan.
Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai
hampir ke tanah sehingga lebih banyak atap yang diibaratkan sebagai elemen
pelidung dan penyambut dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen
pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.
b.
Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal).
Bangunan didominasi penggunaan
batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat.
c.
Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan
proporsi yang lebih vertikal.
d.
Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan
ruang terbuka di luar bangunan.
e.
Warna-warna yang kuat dan kontras.
Dari
ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernakular
tidak ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi
lelbih pada keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan
dengan jelas dan tepat oleh Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan
pemakaian kembali.
a.
Pemakaian atap miring
b.
Batu bata sebagai
elemen lokal
c.
Susunan masa yang
indah.
Mendapatkan
unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur setempat dengan
teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan
unsur setempat, dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya,
lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik
arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).
b.
Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan
dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya, pola pikir,
kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religi dan lainnya
menjadi konsep dan kriteria perancangan.
c.
Produk pada bangunan ini tidak murni
menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru
(mangutamakan penampilan visualnya).
5. Prinsip – Prinsip Desain Arsitektur Neo-Vernakular
Adapun beberapa
prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci adalah sebagai berikut.
a. Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang
kreatif dan adaptif terhadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi
dari bangunan sekarang.
b.
Hubungan
Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai
melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.
c. Hubungan
Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi
fisik termasuk topografi dan iklim.
d. Hubungan
Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan
dengan program konsep arsitektur.
e.
Hubungan
Masa Depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.
6. Tinjauan
Arsitektur Neo Vernakular
Tabel Perbandingan Arsitektur
Ttradisional, Vernakular dan Neo Vernakular.
Perbandingan
|
Tradisional
|
Vernakular
|
Neo Vernakular
|
Ideologi
|
Terbentuk oleh tradisi yang diwariskan
secara turun-temurun, berdasarkan
kultur dan kondisi lokal.
|
Terbentuk oleh tradisi turun
temurun tetapi terdapat pengaruh dari luar baik fisik maupun nonfisik, bentuk
perkembangan arsitektur tradisional.
|
Penerapan elemen arsitektur yang
sudah ada dan kemudian sedikit atau banyaknya mengalami pembaruan menuju
suatu karya yang modern.
|
Prinsip
|
Tertutup dari perubahan zaman,
terpaut pada satu kultur kedaerahan, dan mempunyai peraturan dan norma-norma
keagamaan yang kental
|
Berkembang setiap waktu untuk
merefleksikan lingkungan, budaya dan sejarah dari daerah dimana arsitektur
tersebut berada. Transformasi dari situasi kultur homogen ke situasi yang
lebih heterogen.
|
Arsitektur yang bertujuan
melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh
tradisi dan mengembang-kannya
menjadi suatu langgam yang modern. Kelanjutan dari arsitektur vernakular
|
Ide Desain
|
Lebih mementingkan fasat atau
bentuk, ornamen sebagai suatu keharusan.
|
Ornamen sebagai pelengkap, tidak
meninggalkan nilai-
nilai setempat tetapi dapat melayani aktifitas masyarakat didalam.
|
Bentuk desain lebih modern.
|
Sumber
: Sonny Susanto, Joko Triyono, Yulianto Sumalyo
7.
PERBANDINGAN
NEO VERNAKULAR DENGAN REGIONALISME
Perbandingan
|
Regionalisme
|
Neo Vernakular
|
Pengertian
|
Region adalah daerah dan Isme adalah paham, jadi faham bersifat kedaerahan
|
Neo berarti baru, masa peralihan dan vernakular
adalah Native/asli/bahasa setempat,
jadi peralihan dari bentuk setempat
|
Ideologi
|
Menciptakan arsitektur yang kontekstual yang
tanggap terhadap kondisi lokal dan senantiasa mengacu pada tradisi, warisan
sejarah serta makna ruang dan tempat
|
Fokus kepada penerapan elemen arsitektur yang
sudah ada dari hasil vernakular dan kemudian sedikit atau banyaknya mengalami
pembaruan menuju suatu karya yang modern.
|
Prinsip
|
Mengarah pada pemenuhan
kepuasan dan ekspresi jati diri yang mengacu pada
masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang dan masih tergantung pada vernakularisme
|
Arsitektur yang bertujuan melestarikan unsur-unsur
lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh tradisi dan mengembangkannya
menjadi suatu langgam yang modern dan
kelanjutan dari arsitektur vernakular.
|
Konsep Desain
|
Masih cenderung hanya meniru bentuk fisik, ragam
dan gaya-gaya tradisional yang sudah dimiliki oleh masyarakat setempat.
|
Bentuk desain lebih modern dan mencoba menampilkan
karya baru.
|
Kriteria
|
·
Menggunakan bahan bangunan lokal deengan teknologi
modern.
·
Tanggap dalam mengatasi pada kondisi iklim
setempat
·
Mengacu pada tradisi, warisan sejarah serta makna
ruang dan tempat.
·
Mencari makna dan substansi cultural, bukan
gaya/style sebagai produk akhir
|
·
Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan
termasuk iklim setempat diuungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata
letak denah, detail, struktur dan ornamen)
·
Tidak elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk
modern, tetapi juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan,
tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religius dan lainnya menjadi
konsep dan kriteria perancangan.
·
Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan
prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan
penampilaan visualnya)
|
Tabel. Perbandingan Regionalisme dengan Neo
Vernakular
Sumber : Aplikasi regionalism dan Neo Vernakular
dalam desain bangunan. Agus Dharma dan Hasan Sadli, http://staffsite.gunadharma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar